Seorang pedagang makanan di Bekasi, JawaBarat, Dewi mendapatkan beras palsu alias beras yang terbuat dari bahan sintetis berbahaya.
Hal itu diketahuinya setelah menemukan keganjilan dengan beras yang di masak. Sebagian beras tidak bisa bercampur dengan air.
"Airnya itu, posisinya ada di atas nggak campur sama nasi. Pada saat masak bubur, nasinya malah ngendap ke bawah, airnya ke atas. Jadi nggak menyatu.
Malahan kita masak lagi, proses banyak air, berasnya malah pecah, nggak hancur seperti masak bubur seperti biasannya," ucap Dewi pemilik warung makan, Selasa (19/5).
Beras yang ia beli seharga Rp 8 ribu per liter tersebut bila dimakan pun rasanya berbeda dengan beras pada umumnya."Rasanya tawar.
Kalau bau khas nasi kan wangi, ini baunya tawar aja. Rasa di mulut agak getir," tambah Dewi.Beras yang ia beli pada pedagang beras langganannya itu memang tak semuanya adalah beras palsu, namun dicampur dengan beras lokal biasa seperti setra ramos karawang hingga sekilas sulit dibedakan.
"Warna putih, sama seperti beras asli. Bedanya kalau beras asli kan ada guratannya, kalau dia (beras palsu) halus saja," katanya Dewi
Kasus beras palsu berbahan campuran limbah plastik, ubi, dan kentang impor dari Tiongkok ini sebelumnya terjadi di Kerala India.
Beras plastik ini menurut media setempat diketahui diimpor dari Tiongkok dan beredar di pasar swalayan di Kota Koochi, Kerala, India.
No comments: